George bin Todzira, Hidayah Datang Ketika di Medan Perang

George bin Todzira, Hidayah Datang Saat di Medan Perang
Memang hidayah itu istimewa. Ia mahal dan berharga. Kedudukan dan status sosial bukanlah ukuran mendapatkannya. Gelimang harta bukanlah cara boleh mendapatkannya. Kadang-kadang, ia pun datang di saat yang tak disangka. Ia datang pada saat yang menyeru mungkin sudah putus asa. Ia datang, kadang di saat musibah. Dan ia datang ketika permusuhan sudah mencapai kemuncaknya.

Seperti kisah George Todzira. Hidayah datang padanya justru saat dia tengah siap berperang.

George bin Todzira adalah panglima pasukan Bizantium. Di Perang Yarmuk, ia memimpin pasukan Roma, berperang menghadapi umat Islam yang dipimpin oleh Khalid bin al-Walid radhiallahu 'anhu. Sebelum pecah pertempuran, berlaku kejadian yang menarik. George berdialog dengan Khalid hingga ia memeluk Islam dan berpindah posisi menjadi pasukan kaum muslimin.

Dalam keadaan demikian, bayangkan apa yang dirasakan pasukan Rom Byzantine pada masa itu? Tentu moral pertempuran mereka kaget dan mengendur. Dan pastinya, George adalah orang pertama yang hendak mereka bunuh.

Ketika pasukan tengah bertemu, George memanggil Pedang Allah, Khalid bin al-Walid. Khalid pun keluar dari pasukan, dan Abu Ubaidah menggantikan kedudukannya. Di tengah ribuan pasukan, kedua-dua panglima perang itu berdiri berhadap-hadapan. Hingga leher tunggangan mereka bertautan.

George berkata, "Wahai Khalid, jawablah pertanyaanku dengan jujur. Jangan berbohong, kerana orang yang merdeka tidak pantas berbohong. Jangan pula kau tipu aku, kerana orang yang mulia tidak akan menipu ". George meneruskan, "Apakah Allah menurunkan pedang dari langit kepada Nabi kalian, lalu ia memberikannya kepadamu? Kemudian tidaklah pedang itu berjumpa dengan suatu kaum, kecuali ia berjaya mengalahkannya?

"Tidak", jawab Khalid singkat.

"Lalu mengapa engkau disebut dengan saifullah (Pedang Allah)?" Tanya George yang benar-benar mahukan jawapan.

Khalid menjawab, "Sesungguhnya Allah ﷻ mengutus Nabi-Nya ke tengah-tengah kami. Ia berdakwah kepada kami, namun kami semua lari tak mengendahkannya. Lalu sebagian kami ada yang membenarkan dakwahnya dan mengikutinya. Sementara yang lain menjauhi dan mendustakannya. Aku termasuk orang yang menjauhi, mendustakan, dan memeranginya. Setelah itu, Allah memberi hidayah kepada kami. Kami pun mengikuti ajarannya. Ia berkata kepadaku, 'Engkau adalah pedang di antara pedang-pedang Allah yang ia hunuskan kepada orang-orang musyrik. Ia mendoakanku dengan kemenangan. Lalu melaqobiku dengan saifullah. Dari situlah, aku menjadi orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang musyrik ".

"Engkau telah jujur ​​kepadaku", sambut George memberi respons kepada penjelasan Khalid.

Lalu ia kembali bertanya kepada Khalid, "Wahai Khalid, beri tahu aku, apa engkau serukan padaku?"

"Kepada persaksian bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Dan meyakini bahawa apa yang ada padanya (wahyu) adalah dari sisi Allah "Khalid menerangkan risalah Islam kepada George.

"Kalau orang tidak menerima seruan kalian itu?" Tanya George.

"Jizyah memastikan mereka", jawab Khliad.

"Bagaimana kalau mereka tidak mahu menyerahkannya (jizyah)? tanya George.

"Kami perangi mereka", jawab Khalid

"Bagaimana kedudukan orang-orang yang menerima seruan kalian?" Tanya George.

"Kedudukan kami sama (setara) dalam kewajiban-kewajiban yang Allah perintahkan kepada kami. Baik orang yang mulia atau orang biasa. Baik yang awal (memeluk Islam) dan yang terakhir ", jawab Khalid.

George kembali mengajukan soalan, "Adakah orang yang hari ini memeluk Islam wahai khalid- sama pahala dan ganjarannya?"

"Iya, bahkan boleh jadi lebih utama", jawab Khalid.

Dengan nada heran, George kembali bertanya, "Bagaimana bisa ia sama dengan kalian, padahal kalian lebih dulu memeluk Islam?"

"Kami memeluk Islam dan berbaiat kepada nabi kami, di saat kami menjumpainya. Datang padanya kabar-kabar tentang kitab-kitab, lalu ia memperlihatkan tanda-tanda (kebesaran Allah) pada kami. Orang yang melihat apa yang kami lihat dan mendengar apa yang kami dengar membenarkannya, berislam, dan membaiatnya. Adapun kalian, kalian belum pernah menjumpai apa yang kami jumpai. Belum pernah mendengar apa yang kami dengar berupa mukjizat dan hujjah. Kalau kalian memeluk Islam dengan tulus dan sebenar-benarnya. Tentu lebih baik daripada kami. "Jawab Khalid berusaha menghuraikan kekeliruan George.

"Demi Allah, engkau berkata jujur, tidak hendak tipu aku, dan tidak berpura-pura padaku kan?" Tanya George berusaha mendapatkan jawapan yang pasti.

Khalid menjwab, "Demi Allah, aku telah berucap jujur ​​padamu. Aku tidak berkepentingan apa-apa jua padamu atau salah seorang dari kalian. Sesungguhnya Allah menjadi saksi atas apa yang engkau tanyakan padaku. "

George berkata, "Engkau telah jujur ​​padaku." Pada masa itu, George yang masih dalam persiapan berperang mula luluh hatinya tatkala mendengar penjelasan dan seruan Khalid bin al-Walid radhiallahu 'anhu. Hatinya bergetar dan cenderung kepada Khalid. Kemudian, di tengah medan perang dan posisi siap berperang, George mengucapkan perkataan yang mengejutkan, "Ajarkanlah aku tentang Islam", pintanya.

Lalu Khalid mengajaknya ke khemahnya. Menyediakan air untuknya bersuci. Kemudian George menunaikan solat dua rakaat. George telah memeluk Islam. Khalid bin al-Walid dan para sahabat Nabi memberikan teladan bahawa berangkat ke medan perang bukanlah semata-mata untuk membunuh orang. Tapi tujuan utamanya adalah memberikan hidayah. Inilah bezanya jalan para sahabat dengan orang-orang yang terlibat aksi terorisme. Tujuan mereka membunuh, bukan memberi hidayah.

Keluar dari Bizantium dengan permusuhan yang memuncak dan memimpin pasukan untuk memerangi Islam dan kaum muslimin, ternyata saat itulah hidayah datang kepadanya. Oleh kerana itu, janganlah kita berputus asa. Sebagaimana Khalid masih mengharapkan hidayah kepala pasukan yang hendak membunuh dan memeranginya.

George berbalik kedudukan. Ia berdiri di sebelah Khalid untuk memerangi tentera Byzantine. Dalam perang itu ia menderita luka parah dan menemui syahidnya di medan Yarmuk. Setelah berislam, ia hanya satu kali melakukan solat, dan sujud dalam dua rakaat. Kemudian ia gugur di medan jihad.

Benarlah apa yang Khalid ucapkan, boleh jadi orang yang baru memeluk Islam dan sedikit amalnya lebih unggul berbanding orang yang terlahir sebagai seorang muslim. George hanya menunaikan satu kali solat dalam hidupnya, namun dia mendapat kemuliaan jihad di jalan Allah. Menjemput kematian sebagai seorang syuhada, insya Allah.


*sumber https://kisahmuslim.com

Comments